Minggu, 06 Juli 2008




Mari Menebar Kasih

Sama seperti anak kecil lainnya, Trevor (12) percaya bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat baik. Dan seperti anak kecil lainnya pula, dia mengharapkan perubahan besar terjadi pada hidupnya, lalu datanglah keajaiban hidup yang didambakannya itu.

Sebagai seorang anak ia tak ingin melihat ibunya hidup dalam keterpurukan. Menjadi seorang pecandu minuman keras, memiliki masalah dengan ibunya, dan kesepian. Trevor diasuh tanpa seorang ayah, alias ibunya adalah single parent. Ide besar untuk mengubah hidup orang-orang di sekitarnya justru datang dari sang guru ilmu sosial. Mr. Simonet, guru Trevor meminta para muridnya memikirkan sebuah ide yang dapat mengubah dunia. Para murid juga diminta untuk mewujudkan idenya ke dalam tindakan nyata.

Berawal dari tugas itulah Trevor memperoleh ide “Pay It Forward” (bayar dimuka). Untuk mewujudkan ide besar itu ia hanya perlu mencari tiga orang untuk ditolong. Dan setiap orang yang ditolong harus menolong tiga orang lainnya, dan seterusnya. Tepat seperti usaha multi level marketing (MLM).

Melintaslah tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen. Mereka adalah seorang pemuda gembel pecandu narkoba bernama Jerry, Mr Simonet yang masih
hidup membujang, dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok
anak-anak nakal bernama Adam.

Masalah sesungguhnya ada di depan mata. Trevor sering melihat ibunya sangat kesepian, tidak punya teman untuk diajak berbagi rasa, dan telah menjadi pecandu minuman keras. Kali ini Trevor berusaha menghentikan kecanduan ibunya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada di rumah mereka, Trevor juga mengatur cara agar ibunya bisa berkencan dengan Mr Simonet, guru sekolah yang memberinya tugas itu.

Ide yang ia rancang mulai ia jalankan. Kali ini ia membantu Jerry. Trevor membelikannya baju, sepatu dan perlengkapan lain agar bisa bekerja serta meyadarkannya agar tidak terlibat narkoba. Kali ini Trevor mesti merelakan tabungannya untuk semua itu. Ketika Jerry berucap tarima kasi kepada Trevor, maka Treveor hanya menjawab ‘Pay It Forward”.

Ternyata Usaha Trevor tidak sia-sia. Jerry balas membantunya memperbaiki mobil milik Ibunya Trevor yang rusak tanpa diminta. Sang ibu melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang Ibu mengucapkan terima kasih, Trevor menjawab “Pay It Forward”

Terharu melihat perhatian anaknya, Ibu Trevor terdorong melakukan kebaikan dengan mengunjungi rumah ibunya (nenek Trevor). Sekian lama hubungan antara ibu dan anak ini renggang. Bahkan mereka tidak bertegur sapa selama bertahun-tahun. Melihat anak perempuannya datang dan meminta maaf, nenek Trevor menangis dan terharu. Mereka berniat memperbaiki hubungan ibu anak dan asling memaafkan. Saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, Ibu Trevor menjawab “Pay It Forward”.

Karena kebahagiaan yang lama ditunggunya datang, sang nenek meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar polisi untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika pemuda itu sudah aman, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek menjawab dengan kata-kata : “Pay It Forward”.

Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan
tersebut dengan memberikan nomor antreannya di rumah sakit kepada seorang gadis
kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis
kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, dan dijawab oleh pemuda itu
dengan ucapan : “Pay It Forward”

Ayah si gadis kecil yang ternyata konglomerat terkesan dengan kebaikan si
pemuda. Orang kaya itupun terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan
memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya mogok pada saat
sedang meliput suatu acara. Saat si wartawan berterima kasih karena mendapat
rezeki nomplok berupa mobil Jaguar, ayah si gadis menjawab: “Pay It Forward”

Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis bertekad
untuk mencari tahu dari mana asal muasalnya istilah “Pay It Forward” tersebut.
Naluri Jurnalistiknya mendorong dia menelusuri mundur untuk mencari informasi
mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrean nomor rumah sakit, nenek
yang memberikan melindungi pemuda, Ibunya Trevor yang memaafkan nenek Trevor,
sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut. Dengan bantuan sang
wartawan, Trevor pun muncul di televisi.

Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat hendak menolong teman
sekolahnya, Adam, yang selalu diganggu oleh para berandalan. Seusai pemakaman
Trevor, betapa terkejutnya sang ibu. Ribuan orang tidak henti-hentinya
datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan
lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor.

Barangkali Trevor sendiri pun tidak pernah tahu jika apa yang dilakukannya memberikan dampak besar bagi orang lain. Tampaknya sang sutradara begitu tinggi menempatkan kasih ini ke dalam kehidupan.


Film ini memang bukan tergolong film baru lagi. Diproduksi tahun 2000, saat negeri ini mulai bangkit dari krisis. Namun isi film ini tak akan usang dimakan waktu. Karena pesan yang disampaikan film tersebut begitu relevan kapan pun diputar. Diperankan Haley Joel Osment sebagai Trevor McKinney) film yang disutradarai Mimi Leder begitu apik dan menyentuh. Tidak ada salahnya Anda menontonnya. Selain dijamin terharu, paling tidak Anda akan tergerak untuk meniru apa yang dilakukan Trevor.

Tidak ada komentar: